PJ Gubernur Jawa Barat Ingatkan Pengendalian Inflasi Antisipasi Musim Kemarau

  • Bagikan
Peningkatan Inflasi di Jawa Barat sejauh ini belum menunjukan penurunan yang berarti. Bahkan masih di atas rata-rata nasional.
Peningkatan Inflasi di Jawa Barat sejauh ini belum menunjukan penurunan yang berarti. Bahkan masih di atas rata-rata nasional.

FAKTADATANEWS – Peningkatan angka Inflasi di Jawa Barat sejauh ini belum menunjukan penurunan yang berarti. Bahkan masih di atas rata-rata inflasi nasional.

Berdasarkan data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS), Inflasi Jabar pada Juli 2024 lalu mencapai angka 2,25 persen year or year (yoy).

BACA JUGA: DPRD Jawa Barat Sahkan KUA-PPAS Volume APBD 2025 Turun Drastis, Ini Penyebabnya!

Melihat kondisi ini Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat (Jabar) Bey Triadi Machmudin, meminta kepada semua pihak untuk bisa terus menekan angka inflasi.

‘’Pemda di seluruh Jawa Barat harus melakukan kolaborasi bersama pemerintah provisi dalam menekan angka inflasi,’’ ujar Bey ketika ditemu dalam rapat kerja pimpinan di Hotel Pullman.

BACA JUGA: Aturan Kenaikan Minyakita Belum Diterapkan di Jawa Barat

Bey mengatakan, jika inflasi ini tidak ditanggulangi maka akan berdampak kepada kelompok masyarakat rentan. Sehingga komoditas harga pangan harus stabil.

Bey mengingatkan, pada Agustus ini, ada sejumlah Kabupaten/kota  telah mengalami indeks perubahan harga (IPH) cukup tinggi.

BACA JUGA: Pasar Cihaurgeulis Kota Bandung 7 Tahun Mangkrak, Aroma Korupsi Menyeruak!

Seperti pada Kabupaten Indramayu IPH nya sebesar 2.02 persen dengan komoditas penyumbang utama inflasinya adalah cabai rawit, beras, dan bawang putih.

Lalu Kabupaten Kuningan IPH nya 1,66 persen, penyumbang inflasi utamanya cabai rawit, beras, dan telur ayam ras. Kemudian Kabupaten Bogor, 1,49 persen IPH nya dengan komoditas penyumbang utama inflasinya adalah cabai rawit, minyak goreng, dan cabai merah.

Agar dapat terkendali pihaknya sudah menyiapkan anggaran melalui APBD untuk memberikan program subsidi pangan.

Sementara itu diberikan sebelumnnya, Provinsi Jawa Barat pada Juli 2024 mengalami inflasi sebesar 0,06 persen secara M-to-M. Komoditas bidang pendidikan turut memberikan andil besar dalam inflasi itu.

Ada sejumlah komoditas yang memberikan andil besar dalam inflasi yang terjadi di Juli itu. Di urutan pertama adalah beras dengan adnil 0,08, berikutnya cabai rawit dengan 0,05.

BACA JUGA: Angka Penduduk Miskin di Jawa Barat Tembus 39,93 Ribu Orang

Yang menarik di urutan berikutnya adalah sekolah menengah atas (SMA)/ sederajat dengan andil 0,03. Lalu ada emas perhiasan 0,02. Dan kopi bubuk sebesar 0,02.

Sementara untuk komoditas penyeimbang atau yang memberikan andil devlasi adalah bawang merah 0,09. Lalu tomat dengan 0,07. Cabai merah dengan 0,06. Bawang putih 0,02. Dan telur ayam ras 0,02.

‘’Kami akan terus mengimplementasikan berbagai kebijakan dan program strategis seperti subsidi pangan, pengawasan harga yang ketat, hingga peningkatan produksi lokal,” ujarnya. (zos)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *